Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) merupakan salah satu tantangan kesehatan global selama beberapa dekade terakhir. Meskipun telah ada kemajuan signifikan dalam pengobatannya, stigma dan ketidaktahuan masih menjadi hambatan besar dalam upaya pencegahan dan penanganannya. Setiap dua menit, satu remaja perempuan atau wanita muda terinfeksi HIV. Pada tahun 2021, diperkirakan sebanyak 250.000 remaja perempuan atau wanita muda terinfeksi HIV. Maka dari itu, sebagai upaya agar informasi yang valid dapat dengan mudah diakses dan dipahami oleh para remaja, tim Well Teen UGM telah menyusun sebuah modul yang bertajuk “HIV/AIDS”
HIV adalah virus yang dapat melemahkan kekebalan tubuh manusia sehingga penderitanya lebih mudah terkena penyakit. Gejala HIV/AIDS terbagi dalam 4 stadium. HIV yang tidak segera diobati dapat terus berlanjut hingga mencapai stadium akhir yaitu AIDS, dimana tubuh sudah tidak mampu lagi untuk melawan infeksi yang ditimbulkan dan berisiko terjadinya kematian akibat AIDS. HIV dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti darah, air mani, cairan vagina, dan ASI. Sering gonta-ganti pasangan seksual, penggunaan jarum suntik secara bersamaan, penularan dari ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS, dan perilaku seksual yang berisiko merupakan beberapa faktor risiko penularan HIV/AIDS. Semua orang yang memiliki riwayat perilaku berisiko harus segera memeriksakan dirinya ke dokter untuk melakukan skrining HIV/AIDS. Diagnosis HIV/AIDS dapat ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium seperti tes serologis dan tes virologis. Jika penderita telah terdiagnosis HIV, pengobatan harus segera diberikan untuk mencegah AIDS. Obat yang dapat diberikan untuk penderita HIV/AIDS adalah anti-retroviral (ARV) yang akan bekerja dengan cara mencegah replikasi dari virus HIV.
Dengan meningkatkan kesadaran, mengurangi stigma, dan memastikan akses ke layanan kesehatan memadai, kita dapat memutus rantai penyebaran dan tercapai target THREE ZERO yaitu ZERO new HIV infection, ZERO AIDS related death, ZERO discrimination pada tahun 2030 di Indonesia.
Ketua pengurusan HKI modul, dr. Sri Awalia Febriana, M.Kes, Sp.DVE, Subsp. DAI, PhD, menyambut secara antusias atas modul ini, kata beliau, “Modul ini semoga dapat memfasilitasi pengetahuan mengenai HIV/AIDS.” dr. Devi Artami S., M.Sc., Sp.DVE, Subsp. Ven juga mengatakan, “Modul ini semoga dapat memberikan pengetahuan mengenai HIV/AIDS yang selama ini dianggap tabu.”
Gambar 1. Dokumentasi mengenai modul yang telah diserahkan kepada salah satunya ke MAN 1 Yogyakarta
Keyword: HIV, AIDS, Anti Retro Viral, ARV, Remaja, Pencegahan, SDGs 3, SDGs 4, SDGs 17