Pada tahun 2024, tim DV UGM berhasil mendapatkan hak atas kekayaan intelektual (HKI) untuk beberapa modul mengenai kesehatan remaja yang akan disebar di beberapa SMA di Yogyakarta. Salah satu dari modul tersebut berjudul “Peer Educator” yang disusun bersama tim dari Psikiatri UGM.

Masa peralihan remaja ke dewasa yang diikuti dengan periode pencarian jati diri sering kali membuat para remaja bingung dan hilang arah. Modul Peer Educator ini disusun oleh seorang psikiatri yang ahli dibidangnya, sehingga diharapkan bisa memberikan arahan dan panduan yang lebih baik terhadap peer education. Fakta yang terjadi di lingkungan sosial remaja, mereka sering kali lebih bergantung kepada teman sebayanya dibanding keluarganya sendiri dalam meminta saran maupun menceritakan masalah yang sedang dialami karena ikatan emosi yang kuat. Oleh karena itu, peer educator memiliki peran yang penting bagi para remaja dalam menjalani kehidupannya.

Menurut Hurluck (2006), teman sebaya bisa dalam berbagai bentuk seperti sahabat karib, klik, grup, kelompok organisasi formal baik di sekolah maupun lingkungan sosial dan geng. Semua perbedaan contoh teman sebaya ini walaupun berbeda-beda dari segi kedekatan maupun jumlah pertemanannya, namun dampaknya terhadap peer education kepada teman sebayanya sama besar.

Peer education oleh teman sebaya ini semakin relevan karena biasanya teman sebayanya cenderung mengalami situasi yang sama, sehingga saran yang diberikan dianggap bisa lebih mudah dipahami dan berhubungan. Hal lain yang cukup penting dalam peer education oleh teman sebaya adalah adanya dukungan dan kehadiran teman sebaya akan sangat berdampak bagi temannya sedang dalam kondisi yang terpuruk dan membutuhkan bantuan. Hal ini membuat teman yang membutuhkan peer education merasa dipedulikan dan didengarkan masalahnya dan ditemukan jalan keluar yang terbaik.

Ketua pengurusan HKI modul, dr. Sri Awalia Febriana, M.Kes, Sp.DVE, Subsp. DAI, PhD, menyambut secara antusias atas HKI ini, kata beliau, “Modul ini sangat baik agar remaja bisa mendapatkan sumber pengetahuan kesehatan dari dokter, bukan dari website yang kebenarannya masih dapat dipertanyakan.” dr. Alessandro Alfieri, M.Med.Sc., Sp.DVE juga mengatakan, “Modul ini penting agar remaja yang sedang bermasalah mungkin awalnya bisa menceritakan kepada teman sebaya yang kemudian dapat menyarankan sesuai dengan modul tersebut.”

Gambar 1. Dokumentasi mengenai modul yang telah diserahkan kepada salah satunya ke MAN 1 Yogyakarta

Keyword: Peer Educator, Remaja, Teman Sebaya, Dukungan, Edukasi, SDGs 3, SDGs 4, SDGs 17