Pada Minggu, 1 Juni 2025, staf Departemen Dermatologi dan Venereologi (DV), Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK), Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Shinta Trilaksmi Dewi, Ph.D, Sp.D.V.E, berpartisipasi sebagai moderator dalam kegiatan Workshop Daily Routine in Dermatopathology dengan pembahasan Kasus 1-5 dan Kasus 21-25. Workshop ini diselenggarakan oleh Kelompok Studi Dermatopatologi Indonesia (KSDPI) bekerja sama dengan Perdoski Cabang Padang dan Lembaga Pelatihan Dermatologi, Venereologi, dan Estetika.
Acara ini menghadirkan beberapa pembicara dari dokter spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika serta dokter spesialis patologi anatomi. Sesi yang dipandu oleh dr. Shinta merupakan kasus 1-5 yang dibawakan oleh dr. Verdy, Sp.D.V.E. Salah satu kasus yang dibahas adalah dermatofitosis, infeksi jamur kulit yang sering sulit dibedakan dengan dermatitis kontak iritan atau alergi saat dilihat di bawah mikroskop, sehingga diperlukan pemeriksaan tambahan seperti pewarnaan Periodic Acid Schiff untuk mengidentifikasi hifa jamur. Sementara itu, sesi kasus 21-25 dibawakan oleh dr. Tofrizal, Sp.PA, M.Biomed, Ph.D yang membahas kasus seperti melanocytic nevi atau tahi lalat, yang ditandai dengan peningkatan jumlah sel melanosit pada lapisan atas kulit, serta nodular basal cell carcinoma (BCC) yang cukup sering dijumpai.
Partisipasi dr. Shinta sebagai moderator menunjukkan kontribusi aktif Departemen DV dalam mengembangkan kompetensi dan pendidikan berkelanjutan di bidang dermatopatologi di Indonesia. Hal ini juga mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) dan nomor 4 (Pendidikan Berkualitas) dengan meningkatkan mutu pelatihan dan pengajaran di bidang kedokteran.
Gambar 1. Staff DV UGM, dr. Shinta Trilaksmi Dewi, Ph.D, Sp.D.V.E, menjadi moderator dalam kegiatan Workshop Daily Routine in Dermatopathology pada kasus 1-5 dan 21-25
Keywords: SDG 3, SDG 4, Dermatopatologi
Penulis: Widya Khairunnisa Sarkowi