Penyakit lepra tau kusta masih menjadi problematika kesehatan di Indonesia. Selain masalah pada diagnosis,
masalah terapi, serta stigma yang ada di masyaraat masih menjadi hambatan dalam manajemen lepra di Indonesia. Oleh karena itu, kerjasama di masa mendatang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan yang tak kunjung selesai tersebut. Kegiatan yang diprakarsai sekaligus diketuai oleh Prof. Dr. dr. Hardyanto Soebono, Sp.KK (K), yang memang telah lama berkecimpung dalam penelitian lepra, merupakan bentuk tindak lanjut dari kegiatan Benchmarking dan Pengembangan Kolaborasi Penelitian Departemen Dermatologi dan Venereologi FKKMK UGM dengan Institusi Penelitian di Singapura pada bulan Desember lalu.
Workshop tersebut dilaksanakan pada hari Jumat, 26 April 2016, pukul 8.00 hingga 16.00 WIB bertempat di hotel Inna Garuda, Malioboro, Yogyakarta.Selain dihadiri oleh penggiat penelitian dalam penyakit lepra dari berbagai perguruan tingi di Indonesia, termasuk UGM, UNSRI, UNAIR, dan UI, kegiatan ini juga dihadiri beberapa profesor dari Lee Kong Chian School of Medicine, Nanyang Technological University, Singapura, termasuk Prof. Maurice Van Steensel, Prof Eric Yap. Prof Yao Tsin Wen dan Prof. Kevin Pethe.
Selain memaparkan mengenai riset yang telah dilakukan oleh masing-masing peneliti dan juga permasalahan lepra di Indonesia, dalam workshop tersebut juga dilakukan diskusi mengenai rencana kolaborasi riset yang akan dilakukan Singapura dan Indonesia. Dengan adana kerjasama tersebut, diharapkan tantangan dan permasalahan dalam riset lepra di Indonesia dapat ditangani dengan baik.