Pada masa remaja, kulit akan mengalami perubahan yang cukup drastis yang seringkali membuat beberapa remaja stress dan tidak percaya diri. Melalui modul Kesehatan Kulit Remaja yang secara khusus disusun oleh dokter spesialis kulit, diharapkan para remaja mendapatkan informasi yang benar dan akurat terhadap perawatan kulit yang tepat. Tahun ini tim DV UGM telah berhasil mendaftarkan beberapa modul kesehatan remaja untuk mendapatkan HKI.
Setiap individu memiliki tipe dan jenis kulit yang berbeda-beda. Fitzpatrick, membagi tipe kulit menjadi 6. Tipe 1 adalah tipe kulit yang berwarna paling putih dan pucat serta mudah terbakar, sementara tipe 6 adalah tipe kulit berwarna coklat gelap dan tidak pernah terbakar. Untuk jenis kulit, dapat terbagi menjadi kulit kering, normal, berminyak, kombinasi dan kulit sensitif. Setiap perbedaan jenis kulit dan tipe kulit membutuhkan perawatan kulit yang berbeda untuk mendapatkan kulit yang sehat dan terawat. Cara merawat kulit yang paling dasar yaitu mencuci muka 2-3x sehari, menggunakan pelembap, menggunakan tabir surya secara rutin, menghapus make up sebelum tidur, istirahat yang cukup serta konsumsi gizi yang seimbang disertai konsumsi air putih 2-3 liter per hari.
Pada saat pandemi COVID-19, kita dituntut untuk terbiasa menggunakan masker dalam kegiatan sehari-hari. Namun, hal ini menimbulkan masalah baru yaitu maskne. Langkah-langkah sederhana seperti rutin membersihkan wajah 2-3x sehari, meminimalisir penggunakaan make up dan produk saat memakai masker dan melepaskan masker setiap 4 jam sekali merupakan hal yang dapat dilakukan untuk menghindari maskne. Penggunaan skincare juga saat ini semakin marak di kalangan remaja.
Pengetahuan mengenai jenis dan tipe kulit merupakan hal yang penting bagi remaja, sehingga skincare yang digunakan sesuai dengan kebutuhan kulit mereka. Jenis kulit yang berminyak harus tetap menggunakan moisturizer, namun moisturizer lotion atau gel ringan yang oil-free dan non komedogenik yang sebaiknya dipilih. Sementara untuk jenis kulit sensitif, moisturizer yang dipilih harus bebas alkohol dan fragrance. Penggunaan tabir surya yang baik dan benar juga sangat penting untuk kulit, yaitu dengan melakukan pengulangan pemakaian tabir surya setiap 2 jam agar dapat melindungi kulit dengan maksimal.
Kosmetik pada remaja sebaiknya dimulai pada usia di atas 15 tahun karena pemakaian yang terlalu dini apalagi kosmetik yang salah bisa merusak kulit dalam jangka panjang. Reaksi pada kulit yang dapat terjadi ketika menggunakan kosmetik yang tidak cocok bagi kulit yaitu muncul jerawat atau benjolan kecil, gatal, perih, kering setelah penggunaan kosmetik tersebut. Bila kulit memburuk ketika menggunakan produk skincare atau kosmetik tertentu, segera periksakan ke dokter spesialis kulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Ketua pengurusan HKI modul, dr. Sri Awalia Febriana, M.Kes, Sp.DVE, Subsp. DAI, PhD, menyambut secara antusias atas HKI ini, kata beliau, “Masa remaja adalah masa yang kritis sehingga diperlukan modul kesehatan yang komprehensif agar terciptanya kesehatan remaja yang holistik.” dr. Flandiana Yogianti, PhD, Sp.DVE, Subsp. DKE, sebagai ketua tim penyusun modul juga mengatakan, “Modul ini mencakup kesehatan kulit remaja yang seperti cara merawat kulit sesuai dengan tipe kulit masing-masing.”
Gambar 1. Dokumentasi mengenai modul yang telah diserahkan kepada salah satunya ke MAN 1 Yogyakarta
Keyword: Kulit, Remaja, Pubertas, Skincare, Make Up, Kosmetik, Perawatan, SDGs 3, SDGs 4, SDGs 17