Perubahan iklim adalah masalah mendesak yang berdampak pada dunia. Dilansir dari The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) Synthesis Report 2023, perubahan iklim dunia saat ini berada di tingkat yang mengkhawatirkan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya suhu global, kejadian cuaca ekstrem, mencairnya lapisan es di kutub, dan naiknya permukaan air laut. Fenomena ini sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, penggundulan hutan, dan proses industri. Menanggapi krisis iklim yang berkembang ini, muncul inisiatif untuk memerangi perubahan iklim, salah satu penerapannya yaitu praktik ramah lingkungan di kampus atau yang dikenal sebagai Green Campus.

Green Campus atau disebut juga kampus hijau didefinisikan sebagai universitas atau perguruan tinggi yang telah membuat komitmen untuk keberlanjutan dan pengelolaan lingkungan. Hal ini termasuk mengintegrasikan praktik-praktik ramah lingkungan ke dalam operasional kampus, menggunakan sumber energi terbarukan, mengurangi limbah, dan mempromosikan pilihan transportasi yang ramah lingkungan. Green Campus memainkan peran penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, yang merupakan penyebab utama perubahan iklim. Dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya atau angin, kampus dapat secara signifikan mengurangi jejak karbon mereka. Selain itu, Green Campus memberikan kesempatan untuk pendidikan dan kesadaran tentang perubahan iklim dan praktik-praktik berkelanjutan. Dengan memasukkan keberlanjutan ke dalam kurikulum dan menawarkan program-program yang berkaitan dengan studi lingkungan, perguruan tinggi dapat membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengatasi perubahan iklim dalam karir masa depan mereka.

Sebagai sebuah institusi pendidikan, Universitas Gadjah Mada telah berusaha mewujudkan Green Campus sejak lama. Dilansir dari laman web resmi UGM, upaya-upaya yang telah dilakukan yaitu pembuatan fasilitas transportasi ramah lingkungan seperti sepeda kampus, mobil listrik dan bus listrik Trans Gadjah Mada, pemasangan panel surya, fasilitas pengolahan sampah, penghijauan dan pembibitan pohon langka di sekitar kampus, pengurangan penggunaan kertas untuk karcis kendaraan serta mengembangkan dan mendanai penelitian utamanya yang terkait dengan konservasi lingkungan hidup, energi terbarukan, dan bahan substitusi ramah lingkungan.

Residen Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Departemen Dermatologi, Venereologi, dan Estetika (DVE), sebagai bagian dari civitas akademika UGM, turut berpartisipasi dalam menghijaukan kampus UGM melalui langkah sederhana yang dilakukan setiap hari. Salah satunya yaitu memilah sampah yang dibuang ke dalam tempat sampah tiga warna, sesuai dengan jenis sampahnya. “Saya rasa membuang sampah di tempat sampah tiga warna ini dapat membantu menciptakan lingkungan kampus yang ramah lingkungan ya, karena sampah sudah terpilah. Selain itu, di area FK-KMK, tempat sampah tiga warna ini mudah ditemukan, karena di tiap sudut ada. Saya lihat juga sudah banyak rekan residen dan civitas akademika lain yang patuh membuang sampah sesuai dengan jenis sampahnya. Ini adalah hal yang sangat baik untuk bumi kita,” kata dr. Dyah Isnani Fitriana yang merupakan residen PPDS DVE terkait fasilitas tempat sampah tiga warna di lingkungan FK-KMK UGM. Partisipasi lainnya dalam upaya menghijaukan kampus yang dilakukan oleh residen DVE UGM adalah mengurangi penggunaan plastik dan botol plastik sekali pakai dengan membawa tumbler, memanfaatkan moda transportasi ramah lingkungan seperti bus listrik Trans Gadjah Mada dan sepeda kampus, mengurangi penggunaan kertas dan tisu serta menghemat penggunaan listrik seperti mematikan lampu dan alat elektronik lainnya yang sudah tidak digunakan. Terkait harapannya terhadap upaya mewujudkan Green Campus, Dyah mengatakan “Semoga usaha-usaha yang sudah dilakukan ini dapat konsisten dilakukan dan ditiru oleh civitas akademika lainnya, sehingga global warming tidak semakin memburuk.

Keywords: sdgs 7, sdgs 13, green campus, UGM, universitas gadjah mada

Penulis: Astri Editor: Ita

Gambar. Penggunaan bis UGM oleh residen DVE UGM dan pembuangan sampah sesuai dengan jenisnya